Selasa, 09 Oktober 2012

Pelukan Terakhir


Perlahan dengan rasa tak karuan
Kuputar memoriku dimasa lalu
Menyentuh dinding kelam abu-abu
Sejujurnya aku tak rela
Mengenang lara yang telah terkubur lama
Namun aku ingin bernostalgia sekaligus menggali makna


Tiga belas tahun silam
Kala dahaga cinta belum terluapkan
Dan ratap tangis belum mengalun sempurna
Ibu dijemput kembali ke tanah-Nya
Aku kalap, hancur, remuk dan tak ada lagi kata
Mengisyaratkan getir di sekujur raga juga jiwa


Sempat sebuah dekapan membalut erat
Namun tak bergegas kusadari
Karena kelemahan diri dalam kubangan debu tak bertuan
Aku dan kehangatan seorang Ibu yang memelukku mesra
Sebagai tanda akhir beradunya ikatan sanubari ku dengannya


Ternyata…,itulah pelukan terakhirku bersama Ibu
Dan kini kurindukan semua itu
Salahkah bila aku memohon pada Tuhan untuk dipertemukan
Walau dalam mimpi-mimpi gelap tidurku
Untuk sekedar berbincang dan memandang
Ampun Tuhan jika hasrat ini terdengar memaksa dan lantang
Sungguh aku tak bermaksud


Berat tuk terus bersenandung
Cukup disini kenangan yang bertahtakan muram
Kan kusimpan dalam album biru kehidupan
Beserta sisa beberapa keindahan


Aku hanyalah setitik yang kehilangan
Masih ada titik – titik lain yang lebih nestapa
Aku dan ibu hanya terpisah dimensi jarak juga waktu
Tapi tetap dapat mendekat melalui tengadah tangan yang merapat


Walau kadang terselip rindu tak terperi
Kutepis jauh agar hujan tak membasahi
Ibu adalah kisah terbingkai pasrah
Dan semoga aku, ibu dan ayah dapat berjumpa
Dalam keabadian hidup serta
Ridho Nya…..
Di keabadiaNYA……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar